
Polisi federal Australia mengatakan mereka sedang menyelidiki apakah “aktor atau individu luar negeri” membayar penjahat untuk melakukan kejahatan antisemit di negara tersebut.
Ada serangkaian insiden serupa dalam beberapa bulan terakhir, yang terbaru adalah sebuah pusat penitipan anak di Sydney dibakar dan ditaburi grafiti anti-Yahudi. Tidak ada yang terluka.
Perdana Menteri Anthony Albanese mengadakan rapat kabinet cepat sebagai tanggapannya, di mana para pejabat setuju untuk membuat database nasional untuk melacak insiden antisemit.
Sejauh ini, satuan tugas polisi federal, yang dibentuk pada bulan Desember untuk menyelidiki insiden semacam itu, menerima lebih dari 166 laporan kejahatan antisemit.
“Kami sedang menyelidiki apakah aktor atau individu luar negeri telah membayar penjahat lokal di Australia untuk melakukan beberapa kejahatan ini di pinggiran kota kami,” kata Komisaris Polisi Federal Australia (AFP) Reece Kershaw, seraya menambahkan bahwa ada kemungkinan bahwa cryptocurrency terlibat.
Mata uang digital membutuhkan waktu lebih lama untuk diidentifikasi, kata Kershaw.
Komisaris mengatakan polisi juga menyelidiki apakah anak-anak muda melakukan kejahatan ini dan apakah mereka telah diradikalisasi secara online.
Namun, Kershaw memperingatkan, “intelijen tidak sama dengan bukti” dan dakwaan lebih lanjut diperkirakan akan segera terjadi.
Pekan lalu, seorang pria asal Sydney menjadi orang pertama yang didakwa oleh gugus tugas federal, yang dijuluki Operasi Khusus Avalite, atas dugaan ancaman pembunuhan yang ia lakukan terhadap sebuah organisasi Yahudi.
Albanese mengatakan insiden yang terjadi pada hari Selasa di sebuah pusat penitipan anak di Maroubra, pinggiran timur Sydney, adalah tindakan yang “pengecut sekaligus menjijikkan” dan menggambarkannya sebagai “kejahatan rasial”.
“Ini adalah serangan yang ditujukan kepada komunitas Yahudi. Dan ini merupakan kejahatan yang menjadi perhatian kita semua karena ini juga merupakan serangan terhadap bangsa dan masyarakat yang telah kita bangun bersama,” tulisnya di media sosial.

Dewan Yahudi Australia, yang dibentuk tahun lalu untuk menentang antisemitisme, mengatakan bahwa mereka “mengutuk keras” insiden ini dan semua insiden serupa.
“Tindakan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan kerja sama, pendidikan dan dialog komunitas untuk memerangi prasangka dan meningkatkan pemahaman,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebagian besar insiden baru-baru ini terjadi di Sydney dan melibatkan grafiti antisemit, pembakaran, dan vandalisme bangunan termasuk sinagoga.
New South Wales telah membentuk gugus tugas tingkat negara bagiannya sendiri untuk mengatasi insiden-insiden ini dan sejauh ini 36 orang telah didakwa dengan pelanggaran terkait antisemitisme.
Sebanyak 70 penangkapan lainnya telah dilakukan atas kejahatan serupa di negara bagian tetangga, Victoria, di mana sebuah sinagoga dibakar bulan lalu.