Home Berita Macron dari Prancis menyerukan larangan penjualan senjata ke Israel saat perang Gaza...

Macron dari Prancis menyerukan larangan penjualan senjata ke Israel saat perang Gaza hampir setahun | Berita konflik Israel-Palestina

52
0
Macron dari Prancis menyerukan larangan penjualan senjata ke Israel saat perang Gaza hampir setahun | Berita konflik Israel-Palestina


Presiden Prancis juga mengkritik keputusan Israel untuk mengirim pasukan ke Lebanon, dengan mengatakan 'eskalasi' regional harus dihindari.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyerukan penghentian pengiriman senjata ke Israel yang telah membom Gaza selama satu tahun, dan baru-baru ini melancarkan operasi militer terhadap Lebanon.

“Saya pikir saat ini, prioritasnya adalah kita kembali ke solusi politik, bahwa kita berhenti mengirimkan senjata untuk berperang di Gaza,” kata Macron kepada lembaga penyiaran France Inter pada hari Sabtu.

“Prancis tidak mengirimkan apa pun [weapon],” tambahnya saat wawancara yang direkam awal pekan ini.

Meskipun Prancis bukan penyedia senjata utama bagi Israel, namun suaranya sebagai pemain kunci di Uni Eropa dan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB memiliki pengaruh yang signifikan di tengah upaya internasional untuk mencapai solusi politik terhadap konflik di Gaza.

Pada bulan September, Inggris juga mengumumkan bahwa mereka menangguhkan beberapa ekspor senjata ke Israel, dengan alasan “risiko yang jelas” bahwa senjata tersebut dapat digunakan dalam pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Macron menegaskan kembali keprihatinannya atas serangan dahsyat Israel di Gaza yang terus berlanjut meskipun ada seruan berulang kali untuk gencatan senjata.

“Saya pikir kami tidak didengarkan. Saya pikir ini adalah sebuah kesalahan, termasuk demi keamanan Israel,” katanya, seraya menambahkan bahwa konflik tersebut mengarah pada “kebencian”.

Macron juga mengkritik keputusan Netanyahu untuk mengirim pasukan ke operasi darat di Lebanon, dengan mengatakan bahwa prioritasnya adalah “menghindari eskalasi”.

“Rakyat Lebanon pada gilirannya tidak boleh dikorbankan, Lebanon tidak bisa menjadi Gaza yang lain,” katanya.

Pernyataan Macron memicu kemarahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menyebutnya sebagai “aib”.

“Saat Israel melawan kekuatan barbarisme yang dipimpin oleh Iran, semua negara beradab harus berdiri teguh di sisi Israel,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya. “Namun, Presiden Macron dan para pemimpin Barat lainnya kini menyerukan embargo senjata terhadap Israel. Mereka memalukan.”

Kantor Macron menanggapinya dengan sebuah pernyataan pada hari Sabtu, yang menyebut Prancis sebagai “teman setia Israel” dan menggambarkan reaksi Netanyahu sebagai “berlebihan dan terlepas dari persahabatan antara Prancis dan Israel”.

Pernyataan Macron dipandang sebagai pesan bagi Israel dan sekutu bersama mereka, Amerika Serikat, yang merupakan penyedia senjata terbesar bagi Israel.

Pada bulan Mei, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa mereka tidak memiliki cukup bukti untuk memblokir pengiriman senjata namun “menilai secara masuk akal” bahwa Israel telah menggunakan senjata dengan cara yang tidak sesuai dengan standar hukum kemanusiaan.

Qatar, mediator utama dalam perundingan gencatan senjata di Gaza, mengatakan pernyataan Macron adalah “langkah penting dan dihargai untuk menghentikan perang”.

Yordania juga menyambut baik pernyataan pemimpin Prancis tersebut dan menekankan “pentingnya menerapkan larangan total terhadap ekspor senjata ke Israel” dan “konsekuensi nyata” atas tindakan negara tersebut.

Komentar Macron muncul ketika Menteri Luar Negerinya Jean-Noel Barrot sedang melakukan perjalanan empat hari ke Timur Tengah, dan berakhir pada hari Senin di Israel ketika Paris berupaya memainkan peran dalam menghidupkan kembali upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata.


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here