Hanya beberapa jam sebelum pemilu AS, Korea Utara dilaporkan telah menembakkan setidaknya satu rudal balistik ke laut timurnya.
Masih belum jelas apakah Korea Utara hanya menembakkan satu atau beberapa rudal. Juga tidak jelas jenis rudal apa yang digunakan atau seberapa jauh rudal tersebut terbang.
Peluncuran tersebut dilakukan beberapa hari setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi uji terbang rudal balistik antarbenua terbaru negara tersebut yang dirancang untuk mencapai daratan AS. Menanggapi peluncuran tersebut, Amerika Serikat menerbangkan pesawat pembom jarak jauh B-1B dalam latihan trilateral dengan Korea Selatan dan Jepang pada hari Minggu untuk unjuk kekuatan.
Korea Utara pekan lalu mengklaim bahwa Hwasong-19 yang diuji pada Kamis lalu adalah ICBM “terkuat di dunia”, namun para ahli mengatakan rudal berbahan bakar padat itu terlalu besar untuk digunakan dalam situasi perang. Para ahli mengatakan Korea Utara belum memperoleh beberapa teknologi penting untuk membangun ICBM yang berfungsi, seperti memastikan bahwa hulu ledaknya dapat bertahan dalam kondisi keras saat masuk kembali ke atmosfer.
DOKUMEN MENGUNGKAPKAN 'PERJANJIAN PERDAMAIAN' AWAL RUSIA YANG DISAMAKAN DENGAN PENYERAPAN UKRAINA: LAPORAN
Seorang tentara berdiri di pos penjagaan militer Korea Utara terlihat dari Paju, Korea Selatan, 26 Juni 2024. (Foto AP/Lee Jin-man)
Para pejabat Korea Selatan telah memperingatkan bahwa Korea Utara kemungkinan akan meningkatkan aksi militer menjelang pemilihan presiden AS untuk menarik perhatian Washington.
Badan intelijen militer Korea Selatan mengatakan pekan lalu bahwa Korea Utara kemungkinan juga telah menyelesaikan persiapan uji coba nuklirnya yang ketujuh.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, mengawasi latihan penembakan artileri pada 7 Maret 2024. (Kantor Berita Pusat Korea/Layanan Berita Korea melalui AP)
Ketegangan antara Korea Utara dan Selatan berada pada titik tertinggi dalam beberapa bulan terakhir ketika Kim berulang kali memamerkan perluasan program senjata nuklir dan rudalnya, sembari memberikan Rusia amunisi dan pasukan untuk mendukung perang yang dipimpin Presiden Vladimir Putin di Ukraina.
KLIK DI SINI UNTUK MENDAPATKAN APLIKASI FOX NEWS
Menanggapi meningkatnya ancaman nuklir Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang telah memperluas latihan militer gabungan mereka dan memperbarui rencana pencegahan nuklir yang dibangun berdasarkan aset-aset strategis AS.
Associated Press berkontribusi pada laporan ini.