Home Berita Kim dari Korea Utara mengatakan Rusia berhak membela diri melawan Ukraina |...

Kim dari Korea Utara mengatakan Rusia berhak membela diri melawan Ukraina | Berita perang Rusia-Ukraina

29
0
Kim dari Korea Utara mengatakan Rusia berhak membela diri melawan Ukraina | Berita perang Rusia-Ukraina


Pyongyang akan 'selalu mendukung' Rusia 'untuk mempertahankan kedaulatannya', kata Kim kepada Menteri Pertahanan Rusia yang sedang berkunjung.

Pemimpin Korea Utara telah meyakinkan dukungan teguh terhadap perang Rusia di Ukraina dan setuju untuk meningkatkan hubungan militer dengan Moskow, dalam pertemuan dengan menteri pertahanan Rusia, media pemerintah melaporkan.

Kim Jong Un mengatakan penggunaan senjata jarak jauh oleh Ukraina adalah hasil intervensi militer langsung Amerika Serikat, dan Rusia berhak berperang untuk membela diri, menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada hari Sabtu.

Presiden AS Joe Biden bulan ini mengizinkan Ukraina menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) jarak jauh yang disediakan AS di dalam wilayah Rusia.

Kim berjanji bahwa negaranya “akan selalu mendukung kebijakan Federasi Rusia untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya melawan gerakan hegemoni imperialis” saat menjamu Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov di Pyongyang pada hari Jumat, KCNA melaporkan.

Rusia dan Korea Utara telah memperdalam hubungan militer mereka, dengan Pyongyang mengirimkan ribuan tentara untuk berpartisipasi dalam upaya perang Moskow.

Kim dan Belousov sepakat untuk lebih memperkuat kemitraan strategis antara negara mereka.

Korea Utara sepenuhnya mendukung invasi Rusia ke Ukraina, dan menyebutnya sebagai respons defensif terhadap kemajuan NATO yang “sembrono” ke arah timur dan langkah-langkah yang dipimpin AS untuk menghilangkan posisi Rusia sebagai negara kuat.

Kim mengecam keputusan AS yang membiarkan Ukraina menyerang sasaran di Rusia sebagai intervensi langsung dalam konflik tersebut, dan menyebutnya sebagai “tindakan anti-Rusia” Washington yang merupakan “tindakan tidak bertanggung jawab yang memicu konflik berkepanjangan dan mengancam seluruh umat manusia”.

Serangan Rusia baru-baru ini terhadap Ukraina, tambah Kim, adalah “langkah yang tepat waktu dan efektif” untuk menunjukkan tekad Rusia.

Menurut penilaian NATO, AS, Ukraina dan Korea Selatan, Korea Utara telah mengirim lebih dari 10.000 tentara ke Rusia dan beberapa dari mereka sudah mulai terlibat dalam pertempuran di garis depan. Mereka juga mengatakan Korea Utara juga telah mengirimkan sistem artileri, rudal dan senjata konvensional lainnya untuk mengisi kembali persediaan senjata Rusia yang telah habis.

Baik Korea Utara maupun Rusia belum secara resmi mengkonfirmasi pergerakan pasukan Korea Utara, dan dengan tegas membantah laporan pengiriman senjata.

Korea Selatan, Amerika Serikat dan mitra-mitra mereka khawatir bahwa Rusia dapat memberikan teknologi senjata canggih kepada Korea Utara sebagai imbalannya, termasuk bantuan untuk membangun rudal nuklir yang lebih kuat.

Pekan lalu, penasihat keamanan nasional Korea Selatan Shin Won-sik mengatakan kepada TV lokal SBS bahwa Rusia telah menyediakan sistem rudal pertahanan udara ke Korea Utara. Dia mengatakan Moskow juga tampaknya telah memberikan bantuan ekonomi kepada Pyongyang dan berbagai teknologi militer, termasuk yang diperlukan bagi upaya Korea Utara untuk membangun sistem pengawasan berbasis ruang angkasa yang dapat diandalkan.

Pada bulan Juni, Kim dan Putin menandatangani perjanjian yang mewajibkan kedua negara untuk segera memberikan bantuan militer jika salah satu negara diserang. Kesepakatan ini dianggap sebagai kesepakatan pertahanan terbesar kedua negara sejak berakhirnya Perang Dingin.


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here