Luar AngkasaX secara signifikan meningkatkan program uji penerbangan Starship, dengan peluncuran roket berikutnya diharapkan dapat menunjukkan penyebaran muatan untuk pertama kalinya.
Muatan yang dimaksud adalah 10 “simulator” Starlink yang ukuran dan beratnya akan serupa dengan satelit generasi berikutnya yang SpaceX rencanakan akan menggunakan Starship untuk ditempatkan di luar angkasa. Model pesawat ruang angkasa ini akan melakukan perjalanan pada lintasan yang sama dengan tahap atas, yang juga disebut Starship, dan mendarat di Samudera Hindia.
Versi operasional satelit-satelit ini, yang disebut V3, kemungkinan akan menjadi muatan nyata pertama yang diterbangkan Starship. Memang benar, menghadirkan Starship online adalah kunci utama rencana SpaceX untuk menyebarkan konstelasi satelit Starlink dengan lebih cepat dan mengurangi biaya per satelit yang diluncurkan. SpaceX saat ini meluncurkan Starlink menggunakan roket Falcon 9, tetapi satelit V3 generasi berikutnya diharapkan jauh lebih berat daripada pesawat ruang angkasa V2 Mini saat ini. Berkat kapasitas muatan Starship yang luar biasa, SpaceX mengatakan pihaknya berencana untuk menyebarkan 60 satelit V3 setiap peluncuran Starship, yang akan menambah kapasitas 60 terabit per detik ke jaringan Starlink.
Per satelit, setara dengan 10 kali lipat kapasitas downlink dan 24 kali lipat kapasitas uplink dibandingkan dengan satelit V2 Mini.
Di dalam sebuah postingan blog Menjelang uji peluncuran ketujuh, yang diperkirakan akan berlangsung akhir bulan ini, perusahaan tersebut mengatakan pihaknya juga memperkenalkan sejumlah peningkatan pada roket tersebut. Hal ini termasuk perbaikan pada sistem propulsi, avionik, dan pelindung panas, yang menurut SpaceX akan meningkatkan keandalan dan kinerja. Selama pengujian ini, SpaceX juga akan berusaha untuk “menangkap” booster Super Heavy, suatu prestasi yang pertama kali dicapai perusahaan pada pengujian kelima di bulan Oktober.