Home Berita Deklarasi Beijing adalah langkah kunci untuk menyelesaikan masalah Palestina | Opini

Deklarasi Beijing adalah langkah kunci untuk menyelesaikan masalah Palestina | Opini

33
0
Deklarasi Beijing adalah langkah kunci untuk menyelesaikan masalah Palestina | Opini


Masalah Palestina merupakan inti dari masalah Timur Tengah. Selama beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah mengajukan usulan dan mengambil tindakan untuk mengatasi masalah Palestina dengan kebijaksanaan dan solusi Tiongkok.

Atas undangan Tiongkok, perwakilan senior dari 14 faksi Palestina terlibat dalam dialog di Beijing pada bulan Juli dan menandatangani Deklarasi Beijing tentang Mengakhiri Perpecahan dan Memperkuat Persatuan Nasional Palestina. Dialog Beijing merupakan pembicaraan rekonsiliasi yang paling inklusif dan mendalam dari 14 faksi politik hingga saat ini.

Konsensus penting dari perundingan Beijing adalah untuk mencapai rekonsiliasi dan persatuan di antara 14 faksi. Hasil inti adalah penegasan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai satu-satunya perwakilan sah dari semua rakyat Palestina. Sorotan terbesar adalah kesepakatan tentang pembentukan pemerintahan sementara rekonsiliasi nasional yang berfokus pada rekonstruksi pascakonflik di Gaza. Seruan terkuat adalah untuk mendirikan Negara Palestina yang merdeka sesuai dengan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang relevan.

Mousa Abu Marzouk, kepala delegasi Hamas untuk Dialog Beijing, menyatakan kesiapan Hamas untuk melaksanakan Deklarasi Beijing, memperkuat persatuan di antara faksi-faksi, dan memajukan proses rekonsiliasi untuk mencapai persatuan nasional Palestina. Mahmoud al-Aloul, wakil kepala gerakan Fatah, mengatakan bahwa Tiongkok adalah negara yang cerdas dan upayanya untuk mendorong rekonsiliasi di antara faksi-faksi Palestina jarang dilakukan di panggung internasional. Perwakilan Khusus Uni Eropa untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Sven Koopmans menekankan bahwa hal ini merupakan pencapaian yang luar biasa dan sepenuhnya menunjukkan peran Tiongkok yang positif dan konstruktif dalam proses perdamaian Timur Tengah.

Kunci dari proses rekonsiliasi Palestina adalah meningkatkan rasa percaya diri, tetap berada di arah yang benar, dan membuat kemajuan bertahap. Hanya dengan melakukan upaya berkelanjutan untuk membangun konsensus dan mempraktikkannya, proses rekonsiliasi dapat menghasilkan kemajuan yang lebih substantif dan persatuan yang lebih besar. Dalam perjalanan menuju rekonsiliasi, Tiongkok memiliki arah dan tujuan yang sama dengan negara-negara Arab dan Islam.

Saat ini, konflik Gaza masih terus berlanjut dan dampaknya terus meluas, karena banyak konflik regional yang saling terkait. Untuk membantu keluar dari konflik dan kesulitan saat ini, Tiongkok mengusulkan inisiatif tiga langkah.

Langkah pertama adalah mencapai gencatan senjata yang menyeluruh, langgeng, dan berkelanjutan di Jalur Gaza sesegera mungkin, dan memastikan akses terhadap bantuan kemanusiaan dan penyelamatan di lapangan. Komunitas internasional harus membangun lebih banyak sinergi untuk mengakhiri permusuhan dan mewujudkan gencatan senjata.

Langkah kedua adalah melakukan upaya bersama menuju pemerintahan pascakonflik di Gaza berdasarkan prinsip “Palestina memerintah Palestina”. Gaza adalah bagian integral yang tidak terpisahkan dari Palestina. Memulai kembali rekonstruksi pascakonflik sesegera mungkin merupakan prioritas yang mendesak. Komunitas internasional perlu mendukung faksi-faksi Palestina dalam membentuk pemerintahan konsensus nasional sementara dan mewujudkan pengelolaan Gaza dan Tepi Barat yang efektif.

Langkah ketiga adalah membantu Palestina menjadi negara anggota penuh PBB dan mulai menerapkan solusi dua negara. Penting untuk mendukung penyelenggaraan konferensi perdamaian internasional yang lebih luas, lebih berwibawa, dan lebih efektif untuk menyusun jadwal dan peta jalan bagi solusi dua negara.

Prakarsa tiga langkah tersebut menjabarkan rencana terperinci dan layak untuk menyelesaikan masalah Palestina secara damai, berkontribusi dalam membangun konsensus di antara semua pemangku kepentingan, dan membimbing masalah Palestina kembali ke jalur yang benar menuju solusi politik.

Tiongkok dan banyak negara Timur Tengah memiliki kenangan yang sama tentang kehancuran yang disebabkan oleh imperialisme dan kolonialisme, dan memiliki tujuan yang sama untuk mencapai pembebasan nasional, kemerdekaan, dan kemandirian. Tiongkok tidak pernah terlibat dalam konfrontasi geopolitik atau mencari proksi di Timur Tengah, dan tidak bermaksud untuk menarik wilayah pengaruh untuk mengisi apa yang disebut kekosongan kekuasaan di wilayah tersebut.

Tiongkok tidak memiliki kepentingan pribadi dalam masalah Palestina. Tiongkok merupakan salah satu negara pertama yang mengakui PLO dan Negara Palestina, dan selama ini telah dengan tegas mendukung rakyat Palestina dalam memulihkan hak-hak nasional mereka yang sah.

Tidak ada solusi sederhana untuk masalah Palestina, dan perdamaian tidak dapat dicapai dalam waktu singkat. Rekonsiliasi intra-Palestina akan membawa harapan dan masa depan bagi rakyat Palestina. Ini merupakan langkah penting menuju penyelesaian masalah Palestina dan mencapai stabilitas di Timur Tengah.

Tiongkok dengan tegas mendukung rakyat Palestina dalam memulihkan hak-hak nasional mereka yang sah dan mendukung rakyat negara-negara Timur Tengah dalam memegang masa depan mereka di tangan mereka sendiri. Tiongkok menantikan hari ketika faksi-faksi Palestina mencapai rekonsiliasi internal dan, atas dasar itu, mewujudkan persatuan nasional dan negara merdeka sedini mungkin. Tiongkok akan terus bekerja tanpa henti untuk mencapai tujuan ini, memberikan lebih banyak kontribusi untuk mempromosikan perdamaian dan kesejahteraan di kawasan tersebut.

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis sendiri dan belum tentu mencerminkan sikap editorial Al Jazeera.


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here