Home Berita Bolivia mengekstradisi mantan kepala anti-narkoba ke AS atas tuduhan perdagangan narkoba

Bolivia mengekstradisi mantan kepala anti-narkoba ke AS atas tuduhan perdagangan narkoba

18
0
Bolivia mengekstradisi mantan kepala anti-narkoba ke AS atas tuduhan perdagangan narkoba


Bolivia telah mengekstradisi mantan direktur anti-narkoba ke Amerika Serikat, tempat ia menghadapi dakwaan penyelundupan narkoba.

Maximiliano Dávila, juga dikenal sebagai “Macho”, dituduh memfasilitasi penyelundupan kokain ke AS selama menjabat sebagai kepala badan anti-narkotika Bolivia.

Ekstradisinya, yang dilakukan pada hari Kamis, disetujui oleh Mahkamah Agung Bolivia pada akhir November. Dia menyangkal melakukan kesalahan apa pun.

Dávila telah dipenjara di Bolivia atas tuduhan korupsi sejak Februari 2022.

Pada bulan yang sama, para pejabat AS membuka dakwaan yang menuduh pria berusia 60 tahun itu melakukan perdagangan kokain, dan tuduhan terkait senjata.

Departemen Luar Negeri AS menuduh Dávila terlibat dalam perdagangan narkotika sebelum dan selama menjabat sebagai direktur Pasukan Khusus Bolivia untuk Pemberantasan Narkoba (FELCN).

Dikatakan bahwa Dávila mengeksploitasi posisinya untuk “menjaga pesawat yang digunakan untuk mengangkut kokain ke negara ketiga, untuk selanjutnya didistribusikan di Amerika Serikat”.

Jika terbukti bersalah, ia menghadapi hukuman minimal 10 tahun penjara dan maksimal seumur hidup, menurut dokumen AS.

Departemen Luar Negeri pada tahun 2022 menawarkan hadiah hingga $5 juta (£4 juta) untuk informasi yang dapat mengarah pada hukumannya.

Dávila adalah direktur FELCN di bawah mantan Presiden Evo Morales, yang memerintah Bolivia dari tahun 2006 hingga 2019.

Tak lama setelah ekstradisi Dávila, Morales mengkritik tindakan tersebut dan mengatakan “Bolivia sekali lagi menjadi Koloni AS”, dalam sebuah postingan di akun X-nya.

“Warga Bolivia diserahkan kepada Kekaisaran Amerika Utara, melanggar perjanjian internasional, tanpa terlebih dahulu diadili di tanah air mereka di mana mereka diduga melakukan kejahatan,” tambahnya.

Pada tahun 2008, Morales mengusir duta besar AS dan Drug Enforcement Administration (DEA) dari Bolivia karena diduga berkonspirasi melawan pemerintahannya.

Morales sendiri sedang diselidiki atas tuduhan pemerkosaan dan perdagangan manusia, namun ia membantahnya. Pendukungnya baru-baru ini melakukan blokade di seluruh negeri selama berminggu-minggu menuntut diakhirinya penyelidikan terhadap dirinya.

Pada bulan November, dia membagikan video mobilnya ditembakdalam apa yang dia sebut sebagai “upaya pembunuhan” terhadapnya.

Pemerintah Bolivia menolak klaim Morales bahwa mereka berada di balik upaya pembunuhan tersebut.


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here