Sebuah ledakan di luar sebuah sinagoge di Prancis selatan sedang diselidiki oleh pihak berwenang sebagai “percobaan pembunuhan teroris”.
Polisi mengatakan ledakan itu disebabkan oleh dua mobil yang dibakar di luar sinagoge Beth Yaacov di kota resor La Grande-Motte. Salah satu kendaraan berisi tabung gas tersembunyi.
Sumber kepolisian mengatakan kepada media Prancis bahwa seorang pria yang terekam CCTV sedang membakar kendaraan tersebut dan membawa bendera Palestina dan mungkin sebuah pistol.
Pemimpin komunitas Yahudi Yonathan Arfi mengatakan insiden itu merupakan “upaya pembunuhan terhadap orang Yahudi,” dan menambahkan bahwa serangan itu tampaknya telah diatur waktunya untuk menargetkan jamaah Sabtu pagi.
Seorang polisi terluka dalam ledakan tersebut, yang diperkirakan terjadi antara pukul 08:00 dan 08:30 waktu setempat (07:00-07:30 BST). Luka-lukanya tidak mengancam jiwa.
Lima orang, termasuk rabi, berada di dalam sinagoge pada saat itu, kata pihak berwenang.
Laporan Januari 2024 oleh Dewan Lembaga Yahudi di Prancis (CRIF) mengatakan telah terjadi peningkatan hampir tiga kali lipat tindakan antisemit di Prancis antara tahun 2022 dan 2023.
Presiden Emmanuel Macron berkata: “Segala sesuatu sedang dilakukan untuk menemukan pelaku tindakan teroris ini.”
Dalam sebuah posting di X, Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin menulis: “Saya ingin meyakinkan warga negara Yahudi dan pemerintah kota tentang dukungan penuh saya,” seraya menambahkan bahwa keamanan di sekitar situs Yahudi akan diperkuat.
Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal menyebut insiden itu sebagai “tindakan antisemit,” dan menambahkan bahwa pasukan keamanan saat ini sedang memburu tersangka.
Bapak Darmanin dan Bapak Attal diperkirakan akan datang ke lokasi kejadian pada Sabtu malam.
Komunitas Yahudi Prancis sudah hidup di bawah keamanan yang ketat, dengan banyak sinagoge dan sekolah Yahudi di bawah perlindungan polisi.
Ledakan ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap komunitas Yahudi di Eropa, setelah survei terbaru dari Badan Hak Asasi Fundamental Uni Eropa (FRA) yang diterbitkan bulan lalu menemukan bahwa Orang-orang Yahudi di blok tersebut terus menghadapi tingkat antisemitisme yang tinggi.
Lebih dari 8.000 orang Yahudi di 13 negara Uni Eropa, termasuk Jerman dan Prancis, diwawancarai. 96% mengatakan mereka pernah menjumpai antisemitisme dalam kehidupan sehari-hari.
Telah terjadi kecaman luas terhadap upaya pembakaran tersebut di seluruh spektrum politik Prancis. Politikus sayap kiri Jean-Luc Mélenchon menyebutnya sebagai “kejahatan yang tidak dapat ditoleransi”, sementara Jordan Bardella dari National Rally sayap kanan mengatakan itu adalah “tindakan kriminal dan antisemit”.